10 KULINER KHAS INDONESIA

Kamis, 16 Februari 2017

1. Mie Kocok Bandung



Meskipun makanan pokok kebanyakan orang Indonesia itu nasi, ternyata banyak juga di antara kita yang gemar makan mie. Karena itu tidak heran kalau di Indonesia mie juga menjadi salah satu makanan laris karena banyak diburu. Olahan mie di Indonesia sendiri sangat beragam. Seperti mie ayam, ada mie aceh, mie jawa, dan yang tidak kalah populernya adalah mie kocok.

Mi kocok adalah makanan khas dari Bandung. Bisa dibilang kalau makanan ini cukup untuk mengenyangkan perut karena komposisinya yang berat.

Sesuai namanya, makanan ini berbahan dasar mie. Ukuran mienya agak tebal seperti kwetiew. Biasanya, mi kocok disantap  bersama bakso, kikil, tahu, dan taoge. Lalu, mie ini disiram kuah sapi. Setelah itu,  diberi taburan bawang goreng dan potongan daun seledri. Eehm……dijamin jadi laper kalau liat makanan in. Rasanya yang segar dan lezat menjadikan makanan banyak digemari masyarakat. Cocok disantap selagi masih panas. Selain itu kuliner khas Bandung satu ini juga bisa dinikmati dengan diberi tambahan sambal, saos, atau kecap sesuai selera. 

Sebenarnya, asal mula nama mie kocok ini kurang jelas. Tetapi, kalau dilihat dari cara memasaknya, mungkin itu jawabannya kanapa disebut mie kocok.  Mie yang masih mentah, direbus ke dalam wadah yang besar. Setelah itu, mie tadi diangkat menggunakan alat sejenis gayung panjang yang bolong utnuk jalan keluar air. Selama proses pengangkatan, mie tadi dikocok-kocok supaya merata matangnya dan lebih bersih dan proses ini dilakukan berkali-kali. Nah, mungkin itu dia kenapa disebut mie kocok.

Di Bandung, mie kocok ini sangat mudah ditemukan di pinggiran jalan. Biasanya mie ini dijual dengan menggunakan gerobak lalu didorong keliling. Tapi, kita juga bisa menemukan gerobak mie kocok yang sedang mangkal. Biasanya, mangkalnya di tempat-tempat yang ramai seperti di sekolah, daerah perkantoran, bahkan di pusat perbelanjaan. Selain itu, harganya juga relative murah kok. Jadi, kalo lagi pergi ke Bandung, wajib coba dan icip-icip mie kocok kuliner khas Bandung.


2. Kerak Telor Betawi



Kerak telor adalah makanan asli daerah Jakarta (Betawi), dengan bahan-bahan beras ketan putih, telur ayam, ebi (udang kering yang diasinkan) yang disangrai kering ditambah bawang merah goreng, lalu diberi bumbu yang dihaluskan berupa kelapa sangrai, cabai merah, kencur, jahe, merica butiran, garam dan gula pasir. Mirip seperti martaba. Rasanya gurih dan sangat lezat disantap selagi hangat.

Proses kehadiran kerak telor menjadi makanan tradisional Betawi tak lepas dari proses akulturasi atau percampuran kebudayaan antar bangsa. Kita ketahui bahwa sejak abad ke-5, tanah Jakarta, khususnya kawasan Pelabuhan Kalapa, telah menjadi kawasan internasional. Berbagai bangsa>>
Maksudnya, di Pelabuhan Kalapa sudah terjadi interaksi antaretnis maupun bangsa. Konon, kerak telor dipengaruhi oleh tradisi kuliner India, Arab, Tionghoa, bahkan Portugis.

Pengaruh India dibawa oleh para pedagang dari Gujarat yang membawa serta pedagang dari Kerala, yang terkenal sebagai juru masak handal. Mereka yang memperkenalkan kari, jenis masakan yang berasal dari Tamil, India namun menggunakan rempah-rempah yang berasal dari Indonesia. Mereka juga membawa martabak, atau yang disebut orang Kerala sebagai beda roti yang berarti roti dengan telur.

Masakan Arab terkenal dengan bumbu rempah-rempahnya seperti jinten, kapulaga, cengkeh, kayu manis, wijen dan minyak samin sehingga aroma rempahnya sangat nyata dengan rasa bertemu pedas. Beberapa contoh jenis masakan Arab dalam sajian dapur Betawi seperti acar bawang merah, soto tangkar, sayur bebanci, nasi goreng kambing, nasi kebuli, pacri nanas dan masih banyak lagi.

Jejak komunitas keturunan Portugis masih dapat kita jumpai di Kampung Tugu di utara Jakarta. Salah satu ciri masakan Portugis terletak pada bumbu yang dibakar. Contoh masakannya adalah pindang serani, di mana bumbu-bumbu pembuatnya dibakar terlebih dahulu. Begitu pula hidangan ringan kenari pada bolu karamel, talam singkong, dan lain-lain.


3. Gudeg Yogyakarta

Yogyakarta. Daerah istimewa yang biasa disebut Jogja ini mempunyai sejumlah makanan enak, murah dan bergizi. Atmosfer seni yang 'nyentrik' dan kekayaan kulinernya selalu bikin hati siapa saja kepincut. Tidak hanya wisatawan lokal, turis mancanegara pun tak pernah bosan berkunjung ke kota berjuluk 'Never ending asia' ini.
Salah satu makanan khas nya adalah Gudeg. Gudeg (bahasa Jawa gudheg) adalah makanan khas Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan dan dibumbui dengan kluwek. Warna coklat biasanya dihasilkan oleh daun jati yang dimasak bersamaan. Gudeg dimakan dengan nasi dan disajikan dengan kuah santan kental (areh), ayam kampung, telur, tahu dan sambal goreng krecek.

Ada berbagai varian gudeg, antara lain:

    Gudeg Kering, yaitu gudeg yang disajikan dengan areh kental, jauh lebih kental daripada santan pada masakan padang.
    Gudeg Basah, yaitu gudeg yang disajikan dengan areh encer.
    Gudeg Solo, yaitu gudeg yang arehnya berwarna putih

Salah satu warung gudeg yang terkenal akan kelezatannya adalah warung Gudeg Wijilan
Gudeg Wijilan memang bercita rasa khas, berbeda dengan gudeg pada umumnya. Gudegnya kering dengan rasa manis. Cara memasaknya pun berbeda, buah nangka muda (gori) direbus di atas tungku sekitar 100 derajat celcius selama 24 jam untuk menguapkan kuahnya.

Sebagai lauk pelengkap, daging ayam kampung dan telur bebek dipindang yang kemudian direbus. Sedangkan rasa pedas merupakan paduan sayur tempe dan sambal krecek. Ketahanan gudeg Wijilan ini memang cocok sebagai oleh-oleh, karena merupakan gudeg kering, maka tidak mudah basi dan mampu bertahan hingga 3 hari. Tak heran jika gudeg dari Wijilan ini sudah “terbang” ke berbagai pelosok tanah air, bahkan dunia.

Harganya pun variatif, mulai dari Rp 10.000,- sampai Rp 100.000,-, tergantung lauk yang dipilih dan jenis kemasannya. Bahkan ada yang menawarkan paket hemat Rp 5.000, dengan lauk tahu, tempe, dan telur.

Resep Umum

 Bahan :

    Nangka muda 500 gr
    Ayam bertulang 500 gr
    Daun salam secukupnya
    Santan, secukupnya sampai gudeg di kuali/panci terendam.
    Telor rebus, kupas 4 buah

 Bumbu halus :

    18 butir bw merah
    6 siung bw putih
    3 sdt tumbar bubuk
    2 sdm lengkuas cincang
    200 gr gula jawa
    garam dan gula pasir
    40 gr asam jawa

Cara Masak :

    Masukkan semua bahan di kuali/panci kecuali telur.
    Masak sampai mendidih.
    Aduk-aduk sampai rata.
    Kecilkan api, masak terus nggak boleh diaduk sampai kuah habis trus warnanya coklat tua gelap.
    Oh ya sebelum kuah hampir habis masukkan telor rebus.


4. Rendang

Rendang. Siapa yang tidak kenal dengan kuliner fenomenal khas Indonesia satu ini. Rasanya yang sangat lezat membuat namanya dikenal hingga berbagai belahan dunia. Rendang (bahasa Minang: Randang) adalah salah satu masakan tradisional Minangkabau yang menggunakan daging dan santan kelapa sebagai bahan utama dengan kandungan bumbu rempah-rempah yang kaya. Masakan dengan citarasa yang pedas ini digemari oleh seluruh kalangan masyarakat, dan dapat ditemukan di seluruh Rumah Makan Padang di Indonesia.

Rendang adalah masakan yang mengandung bumbu rempah yang kaya. Selain bahan dasar daging, rendang menggunakan santan kelapa (karambia), dan campuran dari berbagai bumbu khas yang dihaluskan di antaranya cabai (lado), serai, lengkuas, kunyit, jahe, bawang putih, bawang merah dan aneka bumbu lainnya yang biasanya disebut sebagai pemasak. Keunikan rendang adalah penggunaan bumbu-bumbu alami, yang bersifat antiseptik dan membunuh bakteri patogen sehingga bersifat sebagai bahan pengawet alami. Bawang putih, bawang merah, jahe, dan lengkuas diketahui memiliki aktivitas antimikroba yang kuat.[2] Tidak mengherankan jika rendang dapat disimpan satu minggu hingga empat minggu.

Proses memasak rendang asli dapat menghabiskan waktu berjam-jam (biasanya sekitar empat jam), karena itulah memasak rendang memerlukan waktu dan kesabaran.[3] Potongan daging dimasak bersama bumbu dan santan dalam panas api yang tepat, diaduk pelan-pelan hingga santan dan bumbu terserap daging.[4] Setelah mendidih, apinya dikecilkan dan terus diaduk hingga santan mengental dan menjadi kering. Memasak rendang harus sabar dan telaten ditunggui, senantiasa dengan hati-hati dibolak-balik agar santan mengering dan bumbu terserap sempurna, tanpa menghanguskan atau menghancurkan daging. Proses memasak ini dikenal dalam seni kuliner modern dengan istilah 'karamelisasi'. Karena menggunakan banyak jenis bumbu, rendang dikenal memiliki citarasa yang kompleks dan unik.

Rendang memiliki posisi terhormat dalam budaya masyarakat Minangkabau. Rendang memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Minang Sumatera Barat,[5] yaitu musyawarah dan mufakat, yang berangkat dari empat bahan pokok yang melambangkan keutuhan masyarakat Minang, yaitu:

    Dagiang (daging sapi), merupakan lambang dari "Niniak Mamak" (para pemimpin Suku adat)
    Karambia (kelapa), merupakan lambang "Cadiak Pandai" (kaum Intelektual)
    Lado (cabai), merupakan lambang "Alim Ulama" yang pedas, tegas untuk mengajarkan syariat agama
    Pemasak (bumbu), merupakan lambang dari keseluruhan masyarakat Minangkabau.

Dalam tradisi Minangkabau, rendang adalah hidangan yang wajib disajikan dalam setiap perhelatan istimewa, seperti berbagai upacara adat Minangkabau, kenduri, atau menyambut tamu kehormatan.
Dalam tradisi Melayu, baik di Riau, Jambi, Medan atau Semenanjung Malaya, rendang adalah hidangan istimewa yang dihidangkan dalam kenduri khitanan, ulang tahun, pernikahan, barzanji, atau perhelatan keagamaan, seperti Idul Fitri dan Idul Qurban.



5. Pempek Palembang
Pempek Palembang, salah satu makanan tradisional dari  Sumatra Selatan yang terbuat dari ikan dan tepung sagu ini sudah populer di Indonesia. Rasanya yang kenyal gurih dengan saus yang asam pedas memang nikmat untuk disantap. Dulunya Pempek Palembang dibuat dari daging ikan Belida yang diambil dari sungai Musi yang mempunyai rasa dan aroma lebih gurih, karena ikan Belida sulit didapat serta mahal maka dipakai daging ikan ikan gabus yang harganya lebih murah, tetapi dengan rasa yang tetap gurih. juga ikan air tawar lainnya seperti ikan putak, toman, dan bujuk. Selain itu sekarang juga menggunakan jenis ikan laut seperti tenggiri, kakap merah, parang-parang, ekor kuning.

Penyajian pempek ditemani oleh saus berwarna hitam kecoklat-coklatan yang disebut cuka atau cuko (bahasa Palembang). Cuko dibuat dari air yang dididihkan, kemudian ditambah gula merah, udang ebi dan cabe rawit tumbuk, bawang putih, dan garam. Bagi masyarakat asli Palembang, cuko dari dulu dibuat pedas untuk menambah nafsu makan. Namun seiring masuknya pendatang dari luar pulau Sumatera maka saat ini banyak ditemukan cuko dengan rasa manis bagi yang tidak menyukai pedas. Cuko dapat melindungi gigi dari karies (kerusakan lapisan email dan dentin). Karena dalam satu liter larutan kuah pempek biasanya terdapat 9-13 ppm fluor. satu pelengkap dalam menyantap makanan berasa khas ini adalah irisan dadu timun segar dan mie kuning.

Jenis pempek yang terkenal adalah "pempek kapal selam", yaitu telur ayam yang dibungkus dengan adonan pempek dan digoreng dalam minyak panas. Ada juga yang lain seperti pempek lenjer, pempek bulat (atau terkenal dengan nama "ada'an"), pempek kulit ikan, pempek pistel (isinya irisan pepaya muda rebus yang sudah dibumbui), pempek telur kecil, dan pempek keriting.
Pempek bisa ditemukan dengan sangat mudah di seantero Kota Palembang. Pempek dijual dimana-mana di Palembang, ada yang menjual di restoran, ada yang dipinggir jalan, dan juga ada yang dipikul. Disemua kantin sekolah/tempat kerja/kampus pasti ada yang menjual pempek. Tahun 1980-an, penjual pempek biasa memikul 1 keranjang pempek penuh sambil berkeliling Kota Palembang jalan kaki menjajakan makanannya.


6. Lumpia Semarang


Lumpia adalah makanan semacam rollade berisi rebung, telur dan daging ayam atau udang. Citarasa lumpia adalah perpaduan rasa Tionghoa dan Indonesia, karena memang penemunya adalah orang Tionghoa yang menikah dengan orang Indonesia.

Salah satu lumpia paling tekenal di Jawa adalah Lumpia Semarang. Dewasa ini, terdapat enam jenis lumpia semarang dengan cita rasa yang berbeda. Pertama aliran Gang Lombok (Siem Swie Kiem), kedua aliran Jalan Pemuda (almarhum Siem Swie Hie), dan ketiga aliran Jalan Mataram (almarhumah Siem Hwa Nio). Ketiga aliran ini berasal dari satu keluarga Siem Gwan Sing–Tjoa Po Nio yang merupakan menantu dan putri tunggal pencipta lumpia Semarang, Tjoa Thay Yoe–Wasih dan yang terakhir adalah lumpia Jalan TanggaMus (Ny. Mechtildis Tyastresna Halim) lumpia nya bulat-bulat dan gurih

Aliran keempat adalah sejumlah bekas pegawai lumpia Jalan Pemuda, dan aliran kelima adalah orang-orang dengan latar belakang hobi kuliner yang membuat lumpia dengan resep hasil pembelajaran dari lumpia yang sudah beredar.

Generasi tertua saat ini, yaitu generasi ketiga Siem Swie Kiem (68), tetap setia melayani konsumennya di kios warisan ayahnya (Siem Gwan Sing) di Gang Lombok 11. Keistimewaan lumpia Gang Lombok ini menurut sejumlah penggemarnya yang sempat ditemui di kios tersebut adalah racikan rebungnya tidak berbau, juga campuran telur dan udangnya tidak amis.

Lumpia buatan generasi keempat dapat kita peroleh di kios lumpia Mbak Lien alias Siem Siok Lien (43) di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran. Mbak Lien meneruskan kios almarhum ayahnya, Siem Swie Hie, yang merupakan abang dari Siem Swie Kiem, di Jalan Pemuda (mulut Gang Grajen) sambil membuka dua cabang di Jalan Pandanaran.

Kekhasan lumpia Mbak Lien ini adalah isinya yang ditambahi racikan daging ayam kampung. Ketika awal mula meneruskan usaha almarhum ayahnya, Mbak Lien membuat tiga macam lumpia, yaitu lumpia isi udang, lumpia isi ayam (untuk yang alergi udang), dan lumpia spesial berisi campuran udang serta ayam. Tetapi, karena merasa kerepotan dan apalagi kebanyakan pembeli suka yang spesial, sekarang Mbak Lien hanya membuat satu macam saja, yaitu lumpia istimewa dengan isi rebung dicampur udang dan ayam.

Adapun generasi keempat lainnya, yaitu anak-anak dari almarhum Siem Hwa Nio (kakak perempuan dari Siem Swie Kiem) meneruskan kios ibunya di Jalan Mataram (Jalan MT Haryono) di samping membuka kios baru di beberapa tempat di Kota Semarang. Di antara anak-anak almarhum Siem Hwa Nio ini ada juga yang membuka cabang di Jakarta. Bahkan ada cucu almarhum Siem Hwa Nio sebagai generasi kelima membuka kios lumpia sendiri di Semarang.

Selain keluarga-keluarga leluhur pencipta lumpia semarang tersebut, sekarang banyak juga orang-orang ”luar” yang membuat lumpia semarang. Mereka umumnya mantan karyawan mereka. Mereka yang mempunyai hobi kuliner juga turut meramaikan bisnis lumpia semarang dengan membuat lumpia sendiri, seperti Lumpia Ekspres, Phoa Kiem Hwa dari Semarang International Family and Garden Restaurant di Jalan Gajah Mada, Semarang.

Resep dan Bahan Membuat Lumpia Kering :
Bahan I :

    12 lembar Kulit Lumpia siap pakai
    50 g Wortel, potong dadu
    75 g Rolade, potong kecil panjang
    30 g Daun bawang, iris halus
    2 buah Cabe merah, potong kecil panjang
    400 g Bihun jagung Pilihan Bunda, seduh, tiriskan
    100 g keju parut kasar


Cara Mudah Membuat Kulit Lumpia Kering Sendiri Dirumah,Resep Membuat Kulit Lumpia Kering Bahan II :

    5 siung Bawang Putih, cincang
    1 sdm Kari Bubuk
    1 sdt Garam Masala
    100 ml Santan Kental
    1 sdm Kecap Ikan
    1/4 sdt Garam
    1 sdt Gula Pasir
    1/2 sdt Lada Bubuk
    minyak untuk menumis


Cara Membuat Kulit Lumpia Kering :

    Bahan II: Tumis bawang putih hingga kekuningan.
    Masukkan bahan lainnya, aduk hingga santan menyerap.
    Masukan rolado, wortel, cabe, daun bawang, masak hingga wortel cukup matangnya, matikan api.
    Masukan bihun jagung Pilihan bunda yang sudah diseduh dan keju, aduk rata.
    Isi tiap kulit lumpia dengan 2 sdm penuh adonan bihun. Bungkus hingga rapi.
    Goreng dengan minyak sedang panasnya hingga kekuningan.
    Angkat, sajikan hangat.

Siap disajikan untuk 12 orang.


7. Rawon

Rawon atau nasi rawon (karena selalu disajikan dengan nasi) adalah menu berupa sup daging dengan bumbukluwek. Rawon, meskipun dikenal sebagai masakan khas Jawa Timur (seperti Surabaya), dikenal pula oleh masyarakat Jawa Tengah sebelah timur (daerah Surakarta). khas karena mengandung

Daging untuk rawon umumnya adalah daging sapi yang dipotong kecil-kecil. Bumbu supnya sangat khas Indonesia, yaitu campuran bawang merah, bawang putih, lengkuas (laos), ketumbar, serai, kunir, lombok, kluwek, garam, serta minyak nabati. Semua bahan ini (kecuali serai dan lengkuas) dihaluskan, lalu ditumis sampai harum. Campuran bumbu ini kemudian dimasukkan dalam kaldu rebusan daging bersama-sama dengan daging. Warna gelap khas rawon berasal dari kluwek.

Rawon disajikan bersama nasi, dilengkapi dengan tauge kecil, daun bawang, kerupuk, dan sambal.
Di Daerah Jawa Timur banyak dijumpai penjual Rawon, terutama rawon Pasuruan banyak yang terkenal. Di Jakarta bisa ditemukan di Restoran Pondok Prapanca Jalan Nipah XV no.3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (Jalan turunan sebelum Kantor Walikota Jakarta Selatan).


8. Sate Madura
Sate Madura adalah sate khas Madura. Sate Madura biasanya terbuat dari ayam. Madura selain terkenal sebagai pulau garam, juga terkenal dengan satenya. Sate madura sudah terkenal di seluruh Nusantara, Sate Madura dapat ditemukan hampir di semua daerah khususnya di kota besar seperti Medan, Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

Konon di Madura sendiri sate susah dicari. Tetapi selain ayam sebagai bahan utama sate juga ada yang menggunakan kambing yang ditandai dengan digantungnya bagian kaki belakang si kambing di rombong sang penjual sate. Bumbunya adalah campuran kacang yang ditumbuk halus petis dan sedikit bawang merah. Memanggangnya dengan api dari batok kelapa yang dihanguskan lebih dulu yang disebut dengan arang batok kelapa. Rasanya gurih tapi dipantangkan kepada mereka yang berkolesterol tinggi dan yang pengidap asam urat akut.


9. Papeda
Papeda atau bubur sagu, merupakan makanan pokok masyarakat Maluku dan Papua. Makanan ini terdapat di hampir semua daerah di Maluku dan Papua.

Papeda dibuat dari tepung sagu. Pembuatnya para penduduk di pedalaman Papua. Tepung sagu dibuat dengan cara menokok batang sagu. Pohon yang bagus untuk dibuat sagu adalah pohon yang berumur antara tiga hingga lima tahun.

Mula-mula pokok sagu dipotong. Lalu bonggolnya diperas hingga sari patinya keluar. Dari sari pati ini diperoleh tepung sagu murni yang siap diolah. Tepung sagu kemudian disimpan di dalam alat yang disebut tumang. Papeda biasanya disantap bersama kuah kuning, yang terbuat dari ikan tongkol atau ikan mubara dan dibumbui kunyit dan jeruk nipis.

Resep Papeda Makanan Khas Papua
Buat teman teman yang pengen tau rasanya nih ada contekan resep papeda...
Selamat mencoba...
Papeda
Bahan :
• 100 gr tepung sagu
• 1000 cc air
• ½ sdt garam
• ½ sdt gula

Cara Membuat :
1. Cairkan  tepung sagu dengan 300 cc air, tempatkan di panci.
2. Tambahkan garam dan gula.
3. Didihkan sisa air, 700 cc.
4. Tuang air mendidih tadi ke dalam panci yang berisi larutan.
sagu. Aduk sehingga sagu matang merata dan berwarna putih bening.

Kuah Kuning

Bahan :
• 2 ekor ikan kembung (boleh juga ikan tongkol atau kakap)
• 1 bh jeruk nipis
• 2 sdm minyak untuk menumis
• 4 btg kemangi, siangi
Bumbu :
• 4 bh bawang merah
• 2 bh bawang putih
• 3 bh kemiri
• 2 bh cabai merah keriting
• 5 bh cabai rawit, biarkan utuh
• 1 bh tomat merah, belah 4
• 2 cm jahe
• 2 cm kunyit
• 1 btg serai, ambil putihnya, geprak
• 2 lbr daun salam
• 1 sdm gula pasir
• ½ sdm garam (sesuai selera)
Cara Membuatnya :
1. Bersihkan ikan, lumuri dengan garam dan jeruk nipis. sisihkan
2. Haluskan bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe , kemiri, dan cabai
merah.
3. Tumis bumbu halus tadi hingga harum , masukan daun salam, serai, dan
tomat.
4. tambahkan 700 cc air, biarkan mendidih
5. Masukkan ikan. Tambahkan garam, gula dan cabai rawit utuh, masak beberapa
menit dengan api besar. Kemudian kecilkan api masak kembali hingga ikan matang.
6. Tambahkan daun kemangi  dan 1 sdm air jeruk nipis sebelum diangkat.
7. Kuah ikan siap dinikmati dengan papeda.


10. Bika Ambon
Bika ambon adalah sejenis penganan asal Indonesia. Terbuat dari bahan-bahan seperti telur, gula, dan santan, bika ambon umumnya dijual dengan rasa pandan, meskipun kini juga tersedia rasa-rasa lainnya seperti durian, keju, dan cokelat. Bika ambon biasanya dapat bertahan dalam kondisi terbaik selama sekitar empat hari karena setelah itu kue tersebut mulai mengeras.

Asal-muasal bika ambon tidak diketahui dengan jelas. Pada buku Bunga Angin Portugis di Nusantara, Jejak-jejak Kebudayaan Portugis di Nusantara (2008) karya Paramita R Abdurrahman, disebutkan bahwa salah satu peninggalan Portugis di Maluku adalah tradisi kuliner. Di antara berbagai jenis kuliner yang diperkenalkan kepada penduduk setempat, satu di antaranya adalah bika. Namun tak ada yang bisa menjelaskan bagaimana kue tersebut dibawa atau diperkenalkan oleh orang Ambon ke Medan, atau bagaimana ia bisa bernama bika ambon.

Walaupun namanya mengandung kata "ambon", bika ambon justru dikenal sebagai oleh-oleh khas Kota Medan, Sumatera Utara. Di Medan, Jalan Mojopahit di daerah Medan Petisah terdapat sedikitnya 30 toko yang menjual kue ini. Setiap toko di lokasi ini bisa menjual lebih dari 1.000 bungkus bika ambon per hari apabila menjelang hari raya. Diperkirakan, sebutan bika ambon muncul dari kebiasaan masyarakat yang dahulu baru mengenal bika yang diproduksi di jalan ambon, Medan. Penyebutan bika ambon akhirnya menjadi tradisi seiring dengan berkembangnya industri makanan ini.

Baca Juga Artikel Yang Lain